Ajaran Bhakti Sejati dalam kisah Ramayana
Ramayana adalah kitab suci Weda Smrti tergolong Upaweda yang disebut Itihasa. Ramayana sebagai Itiasa terdiri dari 7 kanda dengan jumlah sloka sebanyak 24 ribu stanza. Ramayana sebagai kitab suci Weda ditulis oleh Bhagawan Walmiki. Menurut tradisi kejadian yang dilukiskan dalam Ramayana menggambarkan kehidupan pada zaman Tretayuga tetapi menurut kritikus barat berpendapat bahwa Ramayana sudah selesai ditulis sebelum 500 sebelum masehi diduga ceritanya telah populer pada tahun 3100 sebelum masehi.
Ramayana merupakan karya sastra yang ditulis dalam bentuk Stanza meliputi puluhan ribu Stanza penulisnya sendiri memberikan nama, Puisi, Akhyayana, Gita dan Samhita. Seluruh isi dikelompokkan di dalam 7 kanda yaitu Kiskindha kanda Sundara kanda Yuddha Kanda dan Uttara kanda tiap-tiap Kanda ini merupakan suatu kejadian yang menggambarkan cerita yang menarik. kitab ini dikenal sebagai adikawya kau sedangkan Walmiki sebagai penulis nya dikenal sebagai Adikawi, Adapun sebuah perenungan mengenai ajaran Bhakti sejati dalam Ramayana.
Tasmad Yadnat Sarvahuta rcah Samani Yajnire,
Chandamsi Yajnire Tasmad Yajus Tasmad Ajayata,
Terjemahan:
Tatkalaan Kadi Kalamretyu Sakalatyanteng Galak Yar Pamuk, Yekangsonira Sang Raghuttama Tumat Sang Laksmanangimbangi, Lawan Sang Gunawan Wibhisana Padamentang Laras Nirbhaya, Rangkep Ring Guna Agraning Kekawihan Agreng Kawiran Sire.
Terjemahannya: Tatkala sang Rahwana berwujud malakulmaut mengamuk dengan galaknya pada waktu itu sang Rama maju beserta laksmana mendampinginya disertai sang wibisana yang bijaksana mereka bersama menarik busur dan sama sekali tidak gentar karena kesempurnaan ilmu kemampuan dan keperwiraannya. kakawin Ramayana (III.XXIV.1).
Ajaran Bhakti sejati persatuan. Rama selalu bersatu dalam membela kebenaran yang sejati. Rama selalu mengutamakan persatuan dalam membela kebenaran untuk mempertahankan negara dan membela rakyat yang dipimpinnya. Rama sebagai seorang raja yang gagah berani dalam menghadapi musuh-musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap bersatu dan pantang menyerah dihadapan musuhnya.
Sebagai seorang pemersatu sejati Rama tidak pernah mundur dalam menegakkan Dharma negara, Rama rela mengorbankan jiwa dan raganya demi keutuhan wilayah negara yang dipimpinnya, Wibisana adalah seorang kesatria sejati yang cerdas dan mempunyai keahlian dibidang perang dengan anak panahnya, ia sangat mudah dalam menggempur musuh musuhnya.
Rama dan Wibisana bersama-sama mempertahankan negara dari rongrongan musuhnya yakni Rahwana Ramadan adalah dia yang cerdas pintar dan terampil dalam bela negara kedua pangeran ini, Rama dan Wibhisana tampil di medan pertempuran dengan sifat persatuan yang sejati sebagai abdi kerajaan.
Berikut ini ada 2 sloka yang berhubungan dengan bhakti sejati dalam kisah Ramayana yaitu:
Limpad pyahnirangarya laksmana tiba tibranangis tang kaka,
Acasu sira sang kapindra kapegannambeknikang wre kabeh,
Nton sang Laksmana murcitangesah asih sang siddha mungguwing langit.
terjemahannya :
dengan sedihnya. Sang Sugriwa sedih, menggeram, kera, semua pikirannya kusut
menyaksikan sang Laksmana pingsan. Para Siddha (mahluk setengah dewa) yang
dilangit gelisah, kasihan kepada sang Laksmana (Kw. Ramayana, II.XXIV. 9).
dalam membela kebenaran untuk mempertahankan Negara dan membela rakyat yang
dipimpinnya.Rama sebagai seorang raja gagah berani dalam mengadapi musuh-
musuhnya yang ingin merusak kerajaannya dengan sifat dan sikap bersatu, pantang
menyerah dihadapan musuhnya.
Pangeran Wibhisana adalah putra ayodhya yang cerdas, pintar, cekatan dan trampil
dalam bela Negara. Kedua Pangeran (Rama dan Wibhisana) tampil dimedan
pertempuran dengan sikap kasih sayang yangsejati abdi kerajaan.
Mundur mur sakareng watekta ikanang kontaralap ngosadhi,
Pohikang kani nirwikara mabangun sang laksmananganjali,
Sakweh sang manangis mingis mari maruk manghruk watek wanara.