Bentuk penerapan ajaran Bhakti Sejati dalam kehidupan

admin Last updated on: March 18, 2023

 Bentuk penerapan Bhakti Sejati dalam Kehidupan

Kesadaran yang dilakukan oleh umat sedarma secara bijaksana sesuai dengan aturan, keimanan dan atran eika yang berlaku umum kepada tuhan yang maha esa sangatlah dibutuhkan di zaman ini, penting bagi kita untuk memuji orang lain dengan kesadaran.
Perenungan:
Satyam brhad rtam ugra diksa
tapo brahma yajiah prthivim dharayanti,
sa no bhutasya bhavyasya patni
urum lokam prthivi nah krnotu.

terjemahan:
Kebenaran/kejujuran yang agung, hukum-hukum alam yang tidak bisa
diubah, pengabdian diri, tapa (pengekangan diri), pengetahuan dan persembahan
(yajna) yang menopang bumi, Bumi senantiasa melindungi kita, semoga di
(bumi) menyediakan ruangan yang luas untuk kita’ (Atharvaveda XILI. 1).
Berikut ini adalah bentuk penerapan bhakti sejadi yang diterapkan di dalam masyarakat luas,
1. Mendengarkan dengan baik (Srawanam).
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita hendaknya selalu menanamkan .rasa
bhakti untuk mau belajar mendengarkan nasehat dan menghormati pendapat orang
lain serta belajar untuk menyimak atau mendengarkan pewartaan tentang sesamanya
dan lingkungannya. 
Dalam hidup ini untuk mewujudkan cita-cita atau visi-misi
hidup hendaknya dimulai dengan adanya kemauan dan kesadaran untuk mendengar.
Pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tentang berbagai hal hasil dari
mendengar dapat dijadikan konsep dasar untuk menata hidup dan kehidupan di
dunia ini yang kemudian ditindaklanjuti dengan upaya untuk berbuat atau mencari
solusi yang ‘terbaik dalam mengambil sebuah tindakan kemanusiaan, sesama dan
lingkungan. 
Lingkungan keluarga semestinya selalu menanamkan sifat dan rasa
bhakti untuk selalu saling mendengar baik antara saudaranya, suami dan istri, antara
orang tua dan anak. Kita hendaknya selalu membangun komunikasi aktif sehingga
dapat mengurangi terjadinya miskomunikasi diantara anggota keluarga.

2. Bersykur atas anugrah tuhan yang maha esa (Vedanam).
Vedanam berarti bersyukur terhadap keberadaan diri kita. Jadi bagaimanapun
keadaan kita dilahirkan di Bumi ini, kita harus tetap bersyukur dan bhakti kepada-
Nya. Kita anggap apa saja yang kita miliki, kita punya, nikmati itu semuaatas karunianya.
Sehingga jika semua umat menyadari hal ini yaitu ajaran Vedanam,
niscaya kehidupannya yang dijalani akan terasa indah dan tanpa beban. Ingat kita
terlahir menjadi manusia adalah utama, yang artinya kita bisa memperbaiki dan
menyelamatkan diri kita sendiri dari perputaran kelahiran kembali/punarbhawa.
3. Melantunkan/menyanyikan lagu keagamaan, seperti kidung (Kirtanam).
Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita (nyanyian atau kidung
suci memuja dan memuji kebesaran Tuhan).Secara vertical bhakti kirtanam dapat
menumbuhkan dan membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap
individu umat. 
Dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat
mengendalikan diri dengan baik.Jiwa insan kirtanam menjadi lebih tenang, tentram
dan tercerahi, sistuasi dan kondisi ii akan dapat membantu keluar dari kekusutan
mental dan kegelapan jiwa. Kirtanam dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menciptakan kesalehan dan keharmonisan individual yang damai dan bahagia.
Sedangkan secara horizontal, kirtanam yang dilantumkan oleh masyarakat
dapat menyejukan perasaan hati orang lain yang ada di lingkungannya. Masyarakat
kirtanam tidak hanya melantunkannya, tetapi selalu belajar untuk melatih diri,
memberikan saran, solusi yang terbaik bagi kepentingan” bersama dalam
keberagamaan, kehidupan sehari-hari tentang kemanusiaan, kebersamaan, persatuan
dan perdamaian, serta memberikan pengakuan dan penghargaan atau pujian akan
keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai terhadap sesama atau anggota
masyarakat yang lain. 
Iklim Kirtanam sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang
menanamkan nilai-nilai bhakti. Kirranam dapat dimulai dari lingkungan keluarga
sebagai modal guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan dalam kehidupan
sosial bermasyarakat.

4, Selalu mengingat nama tuhan (Smaranam).
Smaranam artinya “mengingat nama Tuhan”. Smaranam merupakan ajaran suci
yang wajib diyakini oleh umat sedharma dengan selalu mengingat Tuhan. Umat
sedharma diharapkan agar selalu terhubung, dekat dengan Sang Hyang Widi Wasa,
dengan mengingat nama, kebesaran dan kemulian-Nya. Ini bisa kita aplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara ber-bhakti kepada-Nya. 
Banyak jalan untuk melaksanakan Bhakti kita kepada Tuhan, diantaranya dengan mengingatnya.
Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Secara vertical umat
sedharma sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama
suci Tuhan dengan segala Kemahakuasaaannya, dan selalu untuk melatih diri
mengingat tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan kepada
umat manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan hidup dalam
hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti.
Secara horizontal, bhakti Smaranam dapat dikaitkan dengan isu-isu pluralisme,
kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender. Oleh karenanya sepatutnya umat
sedharma selalu berusaha untuk mengingat kembali tragedi dan penderitaan
kemanusiaan, musibah, bencana alam, dan yang lainnya. 
Konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan yang lainnya antara individu yang satu dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain yang tidak atau kurang memahami dan menghargai
indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme patut dievaluasi
5. Sujud dan hormat di kaki Padma (Padaseevanam).
Padasevanam, adalah wujud bhakti dengan jalan menyembah, sujud, hormat di
Kaki Padma. Secara vertikal dalam bhakti ini umat sedharma hendaknya menjalani
dan menata kehidupannya dengan selalu sujud dan hormat kepada Tuhan. Hormat
dan sujud terhadap intruksi dan amanat hukum Tuhan YRtam) adalah prilaku yang
baik dan mulia. 
Sedangkan secara horizontal umat sedharma hendaknya selalu
belajar menumbuhkan” kesadaran untuk menghormati para pahlawan dan $
pendahulunya. Pemerintah dengan peraturan perundang-undangan yang telah
disepakati sebagai sumber hukum, yang tidak kalah penting para pemimpin, para
orang tua dan yang lainnya juga patut sujud kepada ibu pertiwi. 
Karena dengan adanya kesadaran untuk saling menghormati inilah kita akan bisa hidup
berdampingan dalam kebhinekaan dan pluralisme, sehingga terwujud kebersamaan,
persatuan, kesalehan dan keharmonisan sosial. Iklim saling bhakti padasevanam ini
sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita sehingga sejak dini semestinya ditanamkan
untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga sebagai modal
dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial” dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Bersahabat dengan tuhan ( Sukhyanam).
Sukhyanam adalah prilaku hidup selalu bersahabat dalam ajaran Nawa Widha
Bhakti. Memperlakukan Tuhan sebagai sahabat dan keluarga dalam hidup adalah
penting. Dengan pandangan bahwa sesungguhnya Tuhan itu adalah teman atau
keluarga, pasti rasa hormat dan bhakti yang kita miliki menjadi lebih besar.
Bersahabat dapat menumbuhkan rasa senang dan rasa memiliki yang sangat besar
terhadap-Nya. Rasa senang memiliki Tuhan, maka kita akan secara terus menerus
setiap saat memuja keagungan dan kemurahan beliau.
Umat sedharma merasa lebih dekat dengan Tuhan, jika hal ini kita aplikasikan
dalam kegiatan keseharian maka hidup ini penuh dengan persahabatan. Penerapan
ajaran Nawa Wida Bhakti dapat menjadi proses penyatuan dan kembalinya umat
sedharma ke asal semula. Sukhyanam adalah bhakti dengan jalan kasih
persahabatan, mentaati hukum dengan tidak merusak sistim hukum.
Secara vertical dan horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual
(jasmani dan rohani) umat sedharma agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak
merusak sistim hukum. Sukhanyam sangat dibutuhkan oleh umat sedharmaguna
menumbuhkan karakter Ketuhanan mulai dari, lingkungan keluarga dan selanjutnya
dapat dijadikan sebagai matra dan modal dasar untuk mewujudkan kesalehan dan s
keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
7. Berserah diri kepada para dewa dewi sebagai manisfestasi Tuhan (Dahsyam).
Dahsyam adalah sikap berpasrah diri dihadapan para bhatara-bhatari sebagai
pelindung dan para dewa sebagai sinar suci Tuhan. Dahsyam merupakan sikap umat
sedharma memohon keselamatan dan sinar suci setiap saat. 
Dahsyam adalah sifat dan sikap yang sangat baik. Dahsyam adalah bhakti dengan jalan mengabdi,
pelayanan, dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan.
Secara vertical, bahkti umat sedharma dalam menjalani dan menata
kehidupannya, untuk selalu melatih diri secara tulus ikhlas menghaturkan
mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan. 
Karena hanya ‘kepada-Nya umat sedharma dan seluruh sekalian alam beserta isinya patut berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan guna mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.
Sedangkan secara horizontal, umat. sedharma berkewajiban “untuk selalu
mengabdi, memberikan pelayanan dengan cinta kasih sayang yang tulus ikhlas demi
kepentingan bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan yang damai di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
Iklim bhakti dasyam sangat dibutuhkan oleh umat sedharma baik dilingkungan keluarga maupun
dalam dikehidupan sosial bermasyarakat.
Dahsyam menganggap pujaannya sebagai tamu dan majikan yang patut
dihorimati. Dahsyam meyakini bahwa tamu yang hadir dihadapannya adalah sebagai
perwujudan Tuhan. Pelayanan tulus iklas dengan perasaan tunduk hati kepada
Tuhan, pahalanya sangat besar. Semuanya itu patut kita tingkatkan pada masa hidup
dijaman Kaliyuga.
8. Memuja tuhan dengan sarana arca (Arcanam).
Arcanam, adalah bhakti dengan jalan penghormatan terhadap simbol-simbol
atau nyasa Tuhan seperti membuat Pura, Arca, Pratima, Pelinggih (tempat suci)
Arcanam merupakan wujud bhakti penguatan iman dan tagwa, menghaturkan dan
pemberian persembahan terhadap Tuhan.
9. Berpasrah diri dihadapan tuhan (Sevanam).
Sevanam atau Atmanividanam adalah bhakti dengan jalan na ma srizontal
penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan. Secara vertikal dan St
umat sedharma hendaknya selalu berpasrah diri dengan kesadaran
yang mantap untuk selalu berjalan di jalan Tuhan. 
Umat sedharma berlindung dan berserah diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan, sesama 3.
lingkungan hidupnya atau kepada ibu pertiwi, baik dalam kehidupan Dania
(nyata) maupun kehidupan sunya (niskala).

Hiburan dan tradisi
Nama saya
I Putu Agus Aryadi Pranata Putra

Related posts

Pengertian mengenai karya sastra calon arang

Pengertian mengenai karya sastra calon arang

CALON ARANG Calon arang termasuk kesusastraan kuno yang mengunakan bahasa Jawa tengahan sehingga dapat dimasukan ke dalam zaman Majapahit...

Nilai nilai moral dalam cerita Mahabharata

Nilai nilai moral dalam cerita Mahabharata

Nilai nilai moral dalam cerita Mahabharata Upaya penerapan nilai-nilai moral dalam cerita Mahabharata dapat dilakukan pada kehidupan keluarga sebagai...

Pengertian mengenai karya sastra bharatayudha

Pengertian mengenai karya sastra bharatayudha

BHARATAYUDHAKerajaan Kediri, Jawa TimurAbad ke 12 Masehi Kediri. Bharatayudha adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyebutkan perang besar...

Mortgages for people with bad credit

Mortgages for people with bad credit

  The most important factor that determines whether a person is can procure a loan for himself or not...

Pengertian dan bagian bagian dari Panca Nyama Bratha

Pengertian dan bagian bagian dari Panca Nyama Bratha

PANCA NYAMA BRATHA Panca Nyama Bratha adalah lima pengendalian diri tingkat rohani seseorang dan sebagai penyokong dari pantangan dasar...

Pengertian mengenai karya sastra arjuna wiwaha

Pengertian mengenai karya sastra arjuna wiwaha

ARJUNA WIWAHA KAHURIPANJawa timur abad ke 10 MasehiKerajaan Medang Kamulan Kekawin Arjunawiwaha adalah kekawin pertama yang berasal dari Jawa...