Kata Yajna berasal dari bahasa Sansekerta, dari akar kata ‘‘Yuj’’ berarti memuja, mempersembahkan, korban. Dalam kamus bahasa sansekerta, kata Yajna diartikan:upacara korban, Korban, orang yang berkorban yang berhubungan dengan korban (Yajna).Dalam kitab Bhagawadgita dijelaskan, yajna artinya suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesadaran untuk melaksanakan persembahan kepada Tuhan.
Yajna berarti upacara persembahan korban suci. Pemujaan yang dilaksanakan dengan mempergunakan korban suci sudah barang tentu memerlukan dukungan sikap dan mental yang suci juga. Perlengkapan yang diperlukan sebuah yajna disebut dengan istilah upakara.
Tatacara atau rangkaian pelaksanaan suatu yajna disebut Upacara.Kata upacara dalam kamus Sansekerta diartikan:mendekati,kelakuan,sikap,pelaksanaan,kecukupan,pelayanan sopan Santun, prilaku, penghormatan, hiasan, upacara, Pengobatan. Setiap agama memiliki tatanan tersendiri dalam melaksanakan upacaranya.
Wujud dari pendekatan itu dapat dilakukan dengan berbagai bentuk persembahan maupun tata pelaksanaan sebagaimana yang ditentukan dalam berbagai sastra yang memuat ajaran agama Hindu. Siapapun orangnya bila berkeinginan mendekatkan diri dan berdoa kehadapan Tuhan Yang Maha Suci, hendaknya menyucikan diri secara lahiriah dan batiniah. Agama Hindu mengajarkan umatnya selalu hidup harmonis, seimbang, selaras, dan saling mendukung.
Tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran suci Veda hanya meminta saja dari alam, memberikan kepada alam juga menjadi sebuah kewajiban dalam rangka menjaga keseimbangan alam. Saling memberi adalah satu -satunya cara untuk menjaga keteraturan sosial. Jangan heran apabila di masyarakat dalam setiap ada upacara keagamaan selalu saling memberikan makanan.
Kitab suci Veda mengajarkan umat Hindu dalam menyampaikan rasa syukur dengan memakai isi alam,yaitu bunga,daun,cahaya,air,dan buah.Isi alam ini dikemas,ditata dalam aturan tertentu sehingga menjadi sesajen persembahan (banten).
Sesajen atau banten bukan makanan para dewa atau Tuhan,melainkan sarana umat dalam menyampaikan dan mewujudkan rasa bhakti dan syukur kepada Brahman,Sang Hyang Widhi.Ajaran Veda ini mengajarkan tentang etika sopan santun,mengingat semua yang ada di dunia ini berasal dari Sang Hyang Widhi,maka tentu sangat sopan apabila sebelum makan diwajibkan mengadakan penghormatan dengan persembahan kepada pemilik makanan sesungguhnya,yaitu Sang Hyang Widhi.Dengan demikian yajna itu adalah korban suci yang tulus ikhlas untuk menjaga keseimbangan alam dan keteraturan sosial.