LUBDHAKA
Kediri Jawa Timur
Abad ke 11 Masehi Kediri.
Kekawin ini ditulis dengan bahasa Jawa kuno oleh empu Tanakung pada paruh kedua abad ke 15. Dalam kekawin ini menceritakan bagaimana seorang yang berdosa besar sekalipun dapat mencapai surga. Dikisahkan bagaimana lubdhaka seorang pemburu sedang berburu ditengah hutan. Tetapi sudah lama ia mencari cari buruan, tidak dapat.
Padahal hari mulai malam. Supaya tidak diterkam dan menjadi mangsa binatang buas, ia lalu memanjat pohon dan berusaha supaya tidak jatuh saat ia tertidur. Untuk itu ia lalu memetik daun daunan pohon dan dibuangnya kebawah di bawah ada sebuah kolam.
Kebetulan ditengah kolam ada sebuah lingga dan daun daun berjatuhan disekitar lingga tersebut. Lalu malam menjadi pagi hari dan iapun turun dari pohon lagi.
Selang beberapa lama iapun melupakan peristiwa ini dan kemudian meninggal dunia. Arwahnya lalu gentayangan di alam baka dan tidak tau mau kemana. Maka dewa maut; Bhatara Yama melihatnya dan ingin mengambilnya ke neraka.
Tetapi pada saat yang sama Bhatara Siwa melihatnya dan ingat bahwa pada suatu malam yang disebut “malam Siwa(Siwalatri)” ia pernah dipuja dengan meletakkan dedaunan di atas lingga, simbolnya dibumi. Lalu pasukan Yama berperang dengan pasukan Siwa yang ingin mengambilnya ke surga. Siwapun menang dan lubdhaka dibawa ke surga.
Demikianlah penjelasan mengenai karya sastra Lubdhaka dan semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.