1. Hari raya Sugian Jawa dan Sugian Bali.
Sugian Jawa dirayakan pada hari Kamis Wage Wuku Sungsang yang bermakna untuk menyucikan Bhuana Agung. Sugian Bali diarayakan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang yang bermakna untuk menyucikan Bhuana Alit.
Penyekepan/ Penampean jatuh pada hari Minggu Paing Wuku Dungulan, disini mulai nyekep buah buahan dan tape untuk persiapan upacara hari raya Galungan.
Penyajahan jatuh pada hari Senin Pon Dungulan, pada hari umat Hindu membuat jajan untuk hari raya Galungan. Bagi yang paham tentang yoga dan samadhi melakukan pemujaan.
Penampahan Galungan dilakukan pada Anggara Wage Wuku Dungulan dan diyakini bahwa pada hari ini turun sang bhuta kala Amangkurat. Hari ini dianggap sebagai hari untuk mengalahkan bhuta tiga dengan upacara upacara pokok, yaitu membuat banten byakala, yang disebut Pebyakala lara melaradan. Makna sebenarnya pada hari ini hendaknya membunuh sifat sifat kebinatangan yang ada pada diri manusia.
Hari raya Galungan dirayakan pada Buda Kliwon Wuku Dungulan yang merupakan kemenangan Dharma melawan Adharma. Mitologi yang berkaitan dengan sejarah hari raya Galungan ialah cerita peperangan antara Bhatara Indra yang melambangkan Dharma melawan Mayadenawa yang melambangkan Adharma. Pada abad sekarang ini pelaksanaan hari raya Galungan khususnya di Bali seluruh umat Hindu melakukan persembahyangan ke pura pura dan merajan/sanggah yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Berdasarkan sumber kepustakaan lontar dan tradisi yang telah berjalan sebelumnya, telah dikenal 3 jenis Galungan yaitu:
*. Galungan.
Galungan yang jatuh pada waktu semestinya (biasa). Panca Wara (Kliwon), Sapta Wara (Buda) dan wukunya Dungulan.
*. Galungan Nadi.
Galungan ini pertama kali dirayakan umat Hindu di Bali yang jatuh pada sasih Kapat ( Kartika) tanggal 15 (Purnama) tahun 804 saka (822 Masehi). Oleh karena Galungan ini bertepatan dengan purnama maka disebut Galungan Nadi.
*. Galungan Nara Mangsa.
Adalah Galungan yang pada Tilem Sasih Kapitu dan Tilem Sasih Kesanga.
Jatuh pada hari Kamis Wuku Dungulan, pada hari ini umat Hindu mengenang betapa indahnya kemenangan Dharma.
Jatuh pada hari Sabtu Pon Dungulan, pada hari ini Dewa kembali ke Surga dan meninggalkan anugerah berupa Kardigayusa, yaitu hidup sehat dan panjang umur.
Jatuh pada hari Senin Kliwon Kuningan. Pada hari ini masih dalam rangkaian Hari raya Galungan dengan mempersembahkan Segehan Agung yang ditunjukkan kepada para Bhuta Kala agar bisa memberi keselamatan manusia.
Hari Penampahan Kuningan jatuh pada Jumat Wage Wuku Kuningan. Pada hari ini umat Hindu membuat sesajen untuk dipersembahkan pada hari raya Kuningan.
Jatuh pada Sabtu Kliwon Wuku Kuningan, menurut lontar Sundarigama pada saat ini turun para Dewa dan Pitara. Umat Hindu menghaturkan sesajen yang dilaksanakan pada pagi hari dan menghindari lewat tengah hari, karena pada siang hari Dewa dan Pitara sudah kembali ke surga.
11. Wuku Uncal Walung.
Terhitung mulai dari wuku Dungulan sampai Dangban Wuku Pahang dalam kurun waktu ini tidak diperkenankan ngewangun karya ayu(berencana).
Hari Pegatwakan jatuh pada hari Rabu Kliwon Wuku Pahang merupakan akhir Rangkaian Hari raya Galungan.
Demikianlah rangkaian hari raya Galungan dan Kuningan dalam agama Hindu, semoga ini bisa bermanfaat bagi kita semua.